PROPOSAL
PENGARUH KEGIATAN DAKWAH KEAGAMAAN
TERHADAP SIKAP SPIRITUAL SISWA
DI MADRASAH TARBIYATUL MUTA’ALIMIN
A.
Latar Belakang
Proses Kegiatan Dakwah
Keagamaan berlangsung tidak tanpa alasan dan atau tujuan, Kegiatan Dakwah
Keagamaan merupakan proses yang berfungsi membimbing pelajar didalam kehidupan.
Yakni membimbing perkembangan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan
tersebut, dalam mencukupi kebutuhan hidup baik sebagai individu maupun sebagi
anggota masyarakat
Untuk mencapai tujuan
yang dapat merubah sikap spiritual siswa, hendaklah guru memilih kegiatan yang
dapat memotivasi perubahan sikap spiritual peserta didik tersebut, salah
satunya melakukan kegiatan yang bisa meningkatkan sikap spiritual siswa yaitu
dakwah keagamaan islam. Dakwah ini bisa di ambil beberapa teori yang di
kemukakan oleh para ahli bahwa Menurut Abdul Basit ( 2013 : 45 ) Dakwah merupakan memanggil, mengundang,
berdoa, memohon mengajak kepada sesuatu kebaikan, mengubah dengan perkataan,
perbuatan dan amal. Begitulah teori yang di kemukakan oleh abdul basit. Adapun menurut syaikh Ali Mahfudz di dalam buku nya Abdul Basit ( 2013 : 44
) yang berjudul Filasafat
Dakwah mengatakan Dakwah ialah
untuk mendorong melaksanakan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta
memerintah berbuat ma’ruf dan
mencegah dari perbuatan munkar agar mereka memperolah kebahagian di
dunia dan di akhirat.
Telah di jelaskan bahwa dakwah merupakan kegiatan yang bisa
merubah kepada sikap spiritiual individu adapun Menurut Calhoun, ( 1978 : 315) Sikap
merupakan kecenderungan pola tingkah laku individu untuk berbuat sesuatu dengan
cara tertentu terhadap orang, benda atau gagasan. Sikap dapat diartikan
sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan
kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu.
Dari teori yang di
kemukakan di atas tersebut bahwa kegiatan Dakwah itu dapat memunculkan sikap
spiritual anak didik. Adapun teori yang menguatkanya yaitu Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Abdul Basit ( 2013
: 57 ) “ Bahwa
untuk mengembalikan perilaku
manusia agar kembali kepada
fitrohnya yang beriman kepada
Allah dan berprilaku
baik , maka mengadakan
kegiatan dakwah keagamaan islam dan di sampaikan kepada umat.”
Adapun dalil tentang dakwah Keagamaan
islam yaitu:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى
الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang
beruntung.” (Q.S. Ali Imran [3]: 104)
Peneliti telah membaca di sebuah situs
terkemuka yaitu wikipedia bahwa Dakwahmerupakan salah satu bagian dari orasi,
pidato, kultum, bahkan puisi merupakan bagian dari orasi, tetapi saat ini kata
orasi mengalami penyempitan makna dan terkesan bermakna peyorasi, orasi dikenal
di kalangan umum sebagai bentuk ungkapan melalui verbal yang disampaikan pada
khalayak umum dan memiliki sifat persuasif.
Dakwah
yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada
audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian
diatas, Dakwahdapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam
yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan
melalui lisan
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan kata sikap dan memahaminya
karena ia menjadi bagian dari kalimat atau ulasan yang kita pahami secara
keseluruhan. Namun tidak demikian bila kita membahas sikap sebagai suatu konsep
dalam psikologi sosial.
Sikap adalah konsep yang dibentuk oleh
tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan prilaku. Komponen kognitif berisi
semua pemikiran serta ide-ide yang berkenaan dengan objek sikap. Isi pemikiran
seseorang meliputi hal-hal yang berkenaan dengan objek sikap. Isi pemikiran
seseorang meliputi hal-hal yang diketahuinya sekitar objek sikap, dapat berupa
tanggapan atau keyakinan, kesan, atribusi dan penilaian tentang objek sikap
tadi. Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi seseorang
terhadap objek sikap. adanya komponen afeksi dari sikap, dapat diketahui
melalui perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Isi perasaan atau emosi pada penilaian seseorang terhadap objek sikap
inilah yang mewarnai sikap menjadi suatu dorongan atau kekuatan/daya. Komponen
perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang berkenaan dengan objek
sikap. Respons yang dimaksud dapat berupa tindakan atau perbuatan yang dapat
diamati dan dapat berupa intense atau niat untuk melakukan perbuatan tertentu
sehubungan dengan objek sikap. Intense merupakan predisposisi atau kesiapan
untuk bertindak terhadap objek sikap. Jika orang mengenali dan memiliki
pengetahuan yang luas tentang objek sikap yang disertai dengan perasaan positif
mengenai kognisinya, maka ia akan cenderung mendekati (approach) objek sikap
tersebut,.
Peneliti telah
observasi Di Mts Tarbiyatul Muta’alimin pagaden bahwa terdapat kegiatan Dakwah secara
rutin yang di lakukan pada hari jum'at setiap pagi hari, kegiatan ini
berlangsung dengan baik dengan di kumpulkannya anak - anak dari kelas Sepuluh hingga kelas Dua
Belas pada pagi hari sekitar jam 07.00 WIB. Namun setelah peneliti melihat
kegiatan Dakwahsecara rutin, penliti tidak sengaja melihat anak didik yang
menjalankan ibadah tidak tepat pada waktunya, dengan bukti bahwa pada jam 11.55
adalah waktu dimana melakukan shalat dzuhur, yaitu shalat pada waktu yang
tepat, namun ada sebagian anak didik yang tidak melakukan shalat jam tersebut,
anak tersebut malah memilih shalat di rumah saja, yang kenyataanya sampai rumah
jam 02.00 WIB. bila di lihat dari sikap yang dia lakukan, kejadian ini terjadi
di karnakan sikap spiritual yang kurang baik, anak didik yang tidak memiliki
spiritual yang tinggi akan melalaikan beragai ibadah, salah satunya ibadah
shalat.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah Kegiatan dakwah Keagamaan
di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin?
2. Bagaimanakah
Sikap Spiritual Siswa di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin?
3. Bagaimanakah
pengaruh Kegiatan Dakwah Keagamaan terhadap Sikap Spiritual Siswa di Madrasah
Tarbiyatul Muta’alimin?
C.
Tujuan
Masalah
Mengacu pada rumusan masalah
maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk
mengetahui Kegiatan dakwah Keagamaan di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
2. Untuk
mengetahui Sikap Spiritual Siswa di
Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
3. Untuk
mengetahui pengaruh Kegiatan Dakwah Keagamaan terhadap Sikap Spiritual Siswa di
Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
D.
Kerangka
Pemikiran
Sugiyono
( 2013 : 91 ) Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana
terori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.
Menurut
Abdul Basit mengungkapkan Rumusan tujuan seharunya bersifat dinamis dan
progresif yang akan menghasilkan
suatu Indikator, indikator dakwah yaitu
: Tabligh (penyampaian), Taghyir
(Perubahan, Internalisasi dan pengembangan), Uswah (Keteladanan).
Dan Manurut Dadang JSN (15/06
: 2015) indikator sikap spiritual mencakup yaitu, Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu,
Menjalankan ibadah tepat waktu, Memberi salam pada saat awal dan akhir
presentasi sesuai agama yang dianut. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang
Maha Esa;
Kegiatan
Dakwah
Keagamaan
|
Sikap Spiritual
Siswa
|
1) Tabligh (Penyampaian)
2)
Taghyir
(perubahan, internalisasi dan pengembangan)
3)
Uswah
(keteladanan)
4) Presuasi (memengaruhi)
( Dr. Abdul Basit, M Ag
2013 : 50 )
|
1) Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
2) Menjalankan
ibadah tepat waktu.
3) Memberi salam
pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
4) Bersyukur atas
nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
(Dadang JSN 15/06 : 2015)
|
Responden
|
Pengaruh
|
E.
Hipotesis
Sugiono
( 2013 : 96 ) Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian di mana rumusan masalah
penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Berdasarkan
kerangka pemikiran, penulis merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Bahwasannya rendahnya sikap
spieitual siswa disebabkan oleh berbagai
faktor salah satunya faktor dari gurunya yaitu yang melakukan Kegiatan
keagamaan.
Ha:
Adanya pengaruh Kegiatan Dakwah
Keagamaan terhadap Sikap Spiritual Siswa di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
Ho:
Tidak adanya Pengaruh Kegiatan Dakwah Keagamaan terhadap Sikap Spiritual Siswa
di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
F.
Metode
Penelitian
1. Jenis
Data Penelitian berupa Data Kuantitatif
Data Kuantitatif,
yaitu data yang terbentuk dari angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).
Perolehan sumber data tersebut dari angket yang disebar ke responden.
2. Sumber
Data
Sumber
data dalam penelitian ini berupa :
Data
primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya, data
primer disebut juga data asli. Data yang diambil dari angket kelas X di Smk
Darul Ma’arif Pamanukan.
Data
Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, seperti data
yang diperoleh dari jurnal-jurnal penelitian, literatur dan buku-buku
kepustakaan situs-situs internet dan data lainnya yang berhubungan langsung
dengan objek yang diteliti untuk dijadikan sebagai landasan teori dalam mencari
alternatif pemecahan yang dihadapi.
Guna
menggambarkan secara lebih jelas tentang data, jenis data, dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel 3 berikut :
No
|
Data
|
Sumber
Data
|
1
|
Kegiatan Dakwah
|
Guru
|
2
|
Sikap Spiritual
|
Siswa
|
3. Metode
Penelitian
Sugiyono
.( 2013 : 13 ). berpendapat tentang metode penelitian bahwa “Metode
yang digunakan yaitu melaui pendekatan kuantitatif”. Hal ini berdasar pada
definisi dari kuantitatf tersebut, yaitu penelitian yang banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya”.
Sugiyono
.(2013:14). berpendapat tentang metode penelitian bahwa “melaui
pendekatan kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivism yang di
gunakan untuk penelitian pada populasi atau sampel terntentu”. Maka jenis
penelitian ini adalah korelasional. Penentuan ini dirancang untuk menentukan
besarnya pengaruh variabel independen (kompetensi profesional ) terhadap variabel dependen (kompetensi siswa ).
4. Teknik
Pengumpulan Data
Data merupakan fakta yang sangat penting dalam
penulisan karya ilmiah, dalam rangka mengumpulkan data-data untuk menunjang
terlaksananya penyusunan skripsi ini, maka pengumpulan data dilakukan dengan
cara :
a. Studi
Kepustakaan.
Dalam hal ini penulis berusaha membaca literatur,
prosedur, diktat serta laporan penelitian terdahulu yang sesuai atau yang berhubungan
dengan masalah yang akan dibahas.
b. Dokumentasi
Sugiyono. (2013:329 ). berpendapat tentang
dokumentasi bahwa “metode dokumentasi catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bias berbentuk tulisan gambar atau
karya-karya monumental dari seseorang” Mengenai hal ini, peneliti gunakan
untuk mengumpulkan data yang berupa data guru, data siswa, raport dan data
kelulusan siswa.
c. Kuesioner/
angket
Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan angket ke
Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin Pagaden. Kuesioner yang diberikan adalah
kuesioner tertutup dimana responden.
5. Ruang
lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian dimaksudkan untuk
memberikan arahan dan gambaran mengenai permasalah inti yang ada dalam suatu
penelitian. Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
Mengikuti
ada dua variabel dalam penelitian ini, variabel pertama Kegiatan Dakwah
Keagamaan (x) sebagai variabel bebas (independent), serta Sikap Spiritual Siswa
(y) sebagai variabel terikat
(dependent).
6. Pengujian
Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatau alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam atau social yang diamati. Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
a. Uji
Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana
alat ukur ketepatan kuesioner yang diberikan kepada responden digunakan rumus
korelasi pruduct moment sebagai berikut :
Keterangan
:
r
= angka korelasi
X
= skor tiap butir pertanyaan
Y
= skor total
n
= jumlah sampel
Taraf
signifikansi ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih
besar
dari r tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan tersebut
valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan atau akurasi
yang ditunjukkan oleh instrumen penelitian. Hasilnya ditunjukkan oleh sebuah
indeks yang menunjukkan seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan.
Untuk mengukur reliabilitas alat
pengukur digunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus:
R
tt= (
Keterangan
:
Rtt = Reliabilitas Instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Nilai r hasil perhitungan tersebut kemudian
dibandingkan dengan nilai r tabel product moment. Taraf signifikansi ditetapkan
dengan alpha 50% atau 0,5. Jika nilai rhitung
rtabel, maka kuesioner
dinyatakan reliabel.
7. Analisis
data
Hipotesis yang telah dirumuskan perlu
diuji kebenaranya melalui pengolahan data kuantitatif (sebagai perhitungan)
maupun kualitatif untuk menginterprestasikan dari data kuantitatif tersebut
a. Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana adalah model regresi linear
yang hanya melibatkan satu variabel bebas (X). Perhitungan akan dilakukan
dengan bantuan program SPSS for Windows. Model hubungan variabel akan dianalisis sesuai dengan persamaan regresi.
Rumus
koefisien korelasi:
Keterangan:
Y = Variable terikat
X = Variable bebas
a = Intersep (konstanta regresi)
b= Koefisien regresi
b. Uji T
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui
apakah secara individu variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
1) Menentukan
Hipotesis
H0
: β1 = 0 ; β2 = 0 (Variabel independen secara individu tidak berpengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen
H1
: β1 ≠ 0 ; β2 ≠ 0 (Variabel independen secara individu berpengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen)
2) Level
of signifikan 5% atau α = 0,05
3) Perhitungan
nilai T hitung =
Dimana
:
r
= koefisien variabel
n
= banyaknya jumlah responden
G.
Lokasi,
Populasi dan Sampel
a. Lokasi
Lokasi penellitian dilakukan di Madrasaj Tebiyatul muta’alimin. Lokasi ini di
pilih sebagai tempat penelitian karena di tempat tersebut ditemukan permasalah,
dan secara admisitraesi lokasi tersebut tersedia data yang cukup, Fasilitas
yang memadai dan secara teknik tidak ada hambatan dalam melakukan penelitian.
b. Populas
Adapun populasi dalam penelitian ini penulis
tetapkan berdasarkan pendapa riduan dan akdon bahwa populasi adalah “ wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kualitasit dan
karakterisktik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya” ( Sugiyono, 2014 : 61)
Pada Variabel X ( Kegiatan Dakwah Keagamaan)
populasinya adalah seluruh guru Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin yang berjumlah
20 guru, dan pada Variabel Y ( Sikap Spiritual Siswa) populasinya adalah
seluruh siswa Madrasah Terbiatul Muta’alimin, yaitu 240 Siswa.
c. Sampel
Sebagian dari populasi adalah sampel, seperti yang
telah dikemukakan oleh Riduan dan Akdon ( 2010, 240) “ Sampel adalah bagian
dari populasi yang mempuyai cirri-ciri atai keadaan tertentu ang akan diteliti”
apabila objek kuraeng dari 100 maka lebih baik di ambil semua, sehingga
penelitian tersebut merupakan penelitian populasi, dan jika jumlah objeknya di
atas 100, maka dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% tergantung kemampuan
peneliti.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik
simple random sampling, yakni pengambilan sampel dari populasi dilakukan
secarae acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu ( Sugiyono,
2014 : 64). Hal ini di karnakan anggota populasinya yang tidak sejenis.
Pengguna teknik tersebut berdasarkan pendapat Riduan dan Akdon (2010:242) bahwa
“ Propotionate stratified raendom sampling ialah pengambilan dari anggota
populasin secara acak dan berstrata secara proposional, di lakukan sampling ini
apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis)
Penetuan sampel pada Variabel X dan Y dalam penelitian ini menurut pendapat
Riduan dan Akdon ( 2013:253)
“ berkaitan dengan penentuan sampel sebagai ancer – ancer maka apabila
subjeknya kuraeng dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya
meerupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar, dapat di
ambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih”.
Sehingga pada variable
X ( kegiatan Dakwah Keagmaan) karena populasinya kurang dari 100 maka sampenya
adalah semua populasi yaitu 20 populasi.
Dari pada variable Y (
Sikap Spiritual Siswa) Sampelnya 13% dari populasi 240 Siswa, sehingga 13% x
240 = 31,2, dibulatkan menjadi 32 Siswa.
0 komentar:
Posting Komentar