Selasa, 30 Juni 2015



PROPOSAL
PENGARUH KEGIATAN DAKWAH KEAGAMAAN TERHADAP SIKAP SPIRITUAL SISWA
DI MADRASAH TARBIYATUL MUTA’ALIMIN
A.    Latar Belakang

Proses Kegiatan Dakwah Keagamaan berlangsung tidak tanpa alasan dan atau tujuan, Kegiatan Dakwah Keagamaan merupakan proses yang berfungsi membimbing pelajar didalam kehidupan. Yakni membimbing perkembangan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, dalam mencukupi kebutuhan hidup baik sebagai individu maupun sebagi anggota masyarakat
Untuk mencapai tujuan yang dapat merubah sikap spiritual siswa, hendaklah guru memilih kegiatan yang dapat memotivasi perubahan sikap spiritual peserta didik tersebut, salah satunya melakukan kegiatan yang bisa meningkatkan sikap spiritual siswa yaitu dakwah keagamaan islam. Dakwah ini bisa di ambil beberapa teori yang di kemukakan oleh para ahli bahwa  Menurut Abdul Basit ( 2013 : 45 ) Dakwah merupakan memanggil, mengundang, berdoa, memohon mengajak kepada sesuatu kebaikan, mengubah dengan perkataan, perbuatan dan amal. Begitulah teori yang di kemukakan oleh abdul basit. Adapun  menurut   syaikh Ali Mahfudz  di dalam buku nya   Abdul Basit (  2013 :  44 )  yang berjudul  Filasafat  Dakwah mengatakan Dakwah ialah untuk mendorong melaksanakan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah  berbuat  ma’ruf  dan  mencegah dari perbuatan munkar agar mereka memperolah kebahagian di dunia dan di akhirat.
Telah di jelaskan bahwa dakwah merupakan kegiatan yang bisa merubah kepada sikap spiritiual individu adapun Menurut Calhoun, ( 1978 :  315) Sikap merupakan kecenderungan pola tingkah laku individu untuk berbuat sesuatu dengan cara tertentu terhadap orang, benda atau gagasan. Sikap dapat diartikan sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu.
Dari teori yang di kemukakan di atas tersebut bahwa kegiatan Dakwah itu dapat memunculkan sikap spiritual anak didik. Adapun teori yang menguatkanya yaitu Sebagaimana  yang di ungkapkan oleh Abdul Basit  ( 2013  :  57 )  Bahwa untuk  mengembalikan  perilaku  manusia agar  kembali kepada fitrohnya yang  beriman  kepada  Allah  dan  berprilaku  baik ,  maka  mengadakan  kegiatan  dakwah  keagamaan islam dan  di sampaikan kepada umat.”
Adapun dalil tentang dakwah Keagamaan islam yaitu:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran [3]: 104)
Peneliti telah membaca di sebuah situs terkemuka yaitu wikipedia bahwa Dakwahmerupakan salah satu bagian dari orasi, pidato, kultum, bahkan puisi merupakan bagian dari orasi, tetapi saat ini kata orasi mengalami penyempitan makna dan terkesan bermakna peyorasi, orasi dikenal di kalangan umum sebagai bentuk ungkapan melalui verbal yang disampaikan pada khalayak umum dan memiliki sifat persuasif.
Dakwah yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, Dakwahdapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan
         Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan kata sikap dan memahaminya karena ia menjadi bagian dari kalimat atau ulasan yang kita pahami secara keseluruhan. Namun tidak demikian bila kita membahas sikap sebagai suatu konsep dalam psikologi sosial.
Sikap adalah konsep yang dibentuk oleh tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan prilaku. Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide yang berkenaan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-hal yang berkenaan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-hal yang diketahuinya sekitar objek sikap, dapat berupa tanggapan atau keyakinan, kesan, atribusi dan penilaian tentang objek sikap tadi. Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi seseorang terhadap objek sikap. adanya komponen afeksi dari sikap, dapat diketahui melalui perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Isi perasaan atau emosi pada penilaian seseorang terhadap objek sikap inilah yang mewarnai sikap menjadi suatu dorongan atau kekuatan/daya. Komponen perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang berkenaan dengan objek sikap. Respons yang dimaksud dapat berupa tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan dapat berupa intense atau niat untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dengan objek sikap. Intense merupakan predisposisi atau kesiapan untuk bertindak terhadap objek sikap. Jika orang mengenali dan memiliki pengetahuan yang luas tentang objek sikap yang disertai dengan perasaan positif mengenai kognisinya, maka ia akan cenderung mendekati (approach) objek sikap tersebut,.
Peneliti telah observasi Di Mts Tarbiyatul Muta’alimin pagaden bahwa terdapat kegiatan Dakwah secara rutin yang di lakukan pada hari jum'at setiap pagi hari, kegiatan ini berlangsung dengan baik dengan di kumpulkannya anak -  anak dari kelas Sepuluh hingga kelas Dua Belas pada pagi hari sekitar jam 07.00 WIB. Namun setelah peneliti melihat kegiatan Dakwahsecara rutin, penliti tidak sengaja melihat anak didik yang menjalankan ibadah tidak tepat pada waktunya, dengan bukti bahwa pada jam 11.55 adalah waktu dimana melakukan shalat dzuhur, yaitu shalat pada waktu yang tepat, namun ada sebagian anak didik yang tidak melakukan shalat jam tersebut, anak tersebut malah memilih shalat di rumah saja, yang kenyataanya sampai rumah jam 02.00 WIB. bila di lihat dari sikap yang dia lakukan, kejadian ini terjadi di karnakan sikap spiritual yang kurang baik, anak didik yang tidak memiliki spiritual yang tinggi akan melalaikan beragai ibadah, salah satunya ibadah shalat.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas  maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah Kegiatan dakwah Keagamaan di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin?
2.      Bagaimanakah Sikap Spiritual Siswa di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin?
3.      Bagaimanakah pengaruh Kegiatan Dakwah Keagamaan terhadap Sikap Spiritual Siswa di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin?
C.    Tujuan Masalah
Mengacu pada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah
1.      Untuk mengetahui Kegiatan dakwah Keagamaan di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
2.      Untuk mengetahui  Sikap Spiritual Siswa di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
3.      Untuk mengetahui pengaruh Kegiatan Dakwah Keagamaan terhadap Sikap Spiritual Siswa di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
D.    Kerangka Pemikiran
Sugiyono ( 2013 : 91 ) Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana terori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Menurut Abdul Basit mengungkapkan Rumusan tujuan seharunya bersifat dinamis dan progresif  yang akan menghasilkan suatu  Indikator, indikator dakwah yaitu : Tabligh (penyampaian), Taghyir (Perubahan, Internalisasi dan pengembangan), Uswah (Keteladanan).
Dan Manurut Dadang JSN  (15/06 : 2015) indikator sikap spiritual mencakup yaitu, Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu, Menjalankan ibadah tepat waktu, Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;



Kegiatan Dakwah
Keagamaan
Sikap Spiritual
Siswa
1)      Tabligh (Penyampaian)
2)      Taghyir (perubahan, internalisasi dan pengembangan)
3)      Uswah (keteladanan)
4)    Presuasi (memengaruhi)


( Dr. Abdul Basit, M Ag 2013 : 50  )

1)      Berdoa  sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
2)      Menjalankan ibadah tepat waktu.
3)      Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
4)      Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
(Dadang JSN 15/06 : 2015)
Responden
Pengaruh
 













E.     Hipotesis
Sugiono ( 2013 : 96 ) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Berdasarkan kerangka pemikiran, penulis merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Bahwasannya rendahnya sikap spieitual  siswa disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya faktor dari gurunya yaitu yang melakukan Kegiatan keagamaan.
Ha:    Adanya pengaruh Kegiatan Dakwah Keagamaan terhadap Sikap Spiritual Siswa di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
Ho: Tidak adanya Pengaruh Kegiatan Dakwah Keagamaan terhadap Sikap Spiritual Siswa di Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin
F.     Metode Penelitian
1.      Jenis Data Penelitian berupa Data Kuantitatif
Data Kuantitatif, yaitu data yang terbentuk dari angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring). Perolehan sumber data tersebut dari angket yang disebar ke responden.
2.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa :
Data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya, data primer disebut juga data asli. Data yang diambil dari angket kelas X di Smk Darul Ma’arif Pamanukan.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, seperti data yang diperoleh dari jurnal-jurnal penelitian, literatur dan buku-buku kepustakaan situs-situs internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti untuk dijadikan sebagai landasan teori dalam mencari alternatif pemecahan yang dihadapi.
Guna menggambarkan secara lebih jelas tentang data, jenis data, dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel 3 berikut :



No
Data
Sumber Data
1
Kegiatan Dakwah
Guru
2
Sikap Spiritual
Siswa




3.      Metode Penelitian
Sugiyono .( 2013 : 13 ). berpendapat tentang metode penelitian  bahwa “Metode yang digunakan yaitu melaui pendekatan kuantitatif”. Hal ini berdasar pada definisi dari kuantitatf tersebut, yaitu penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya”.
Sugiyono .(2013:14). berpendapat tentang metode penelitian  bahwa “melaui pendekatan kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivism yang di gunakan untuk penelitian pada populasi atau sampel terntentu”. Maka jenis penelitian ini adalah korelasional. Penentuan ini dirancang untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (kompetensi profesional ) terhadap  variabel dependen (kompetensi siswa ).
4.      Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan fakta yang sangat penting dalam penulisan karya ilmiah, dalam rangka mengumpulkan data-data untuk menunjang terlaksananya penyusunan skripsi ini, maka pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a.       Studi Kepustakaan.
Dalam hal ini penulis berusaha membaca literatur, prosedur, diktat serta laporan penelitian terdahulu yang sesuai atau yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
b.      Dokumentasi
Sugiyono. (2013:329 ). berpendapat tentang dokumentasi bahwa “metode dokumentasi catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bias berbentuk tulisan gambar atau karya-karya monumental dari seseorang” Mengenai hal ini, peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang berupa data guru, data siswa, raport dan data kelulusan siswa.
c.       Kuesioner/ angket
Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan angket ke Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin Pagaden. Kuesioner yang diberikan adalah kuesioner tertutup dimana responden.
5.      Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian dimaksudkan untuk memberikan arahan dan gambaran mengenai permasalah inti yang ada dalam suatu penelitian. Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
Mengikuti ada dua variabel dalam penelitian ini, variabel pertama Kegiatan Dakwah Keagamaan (x) sebagai variabel bebas (independent), serta Sikap Spiritual Siswa  (y) sebagai variabel terikat (dependent).
6.      Pengujian Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatau alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau social yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
a.       Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur ketepatan kuesioner yang diberikan kepada responden digunakan rumus korelasi pruduct moment sebagai berikut :


Keterangan :
r = angka korelasi
X = skor tiap butir pertanyaan
Y = skor total
n = jumlah sampel
Taraf signifikansi ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih
besar dari r tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan tersebut valid.
b.       Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen penelitian. Hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjukkan seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan. Untuk  mengukur reliabilitas alat pengukur digunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus:
R tt=  (
Keterangan :
Rtt            = Reliabilitas Instrumen

= variabel total

= jumlah varians butir
k             = banyaknya butir pertanyaan
Nilai r hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel product moment. Taraf signifikansi ditetapkan dengan alpha 50% atau 0,5. Jika nilai rhitung  rtabel, maka kuesioner dinyatakan reliabel.
7.      Analisis data
Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenaranya melalui pengolahan data kuantitatif (sebagai perhitungan) maupun kualitatif untuk menginterprestasikan dari data kuantitatif tersebut
a.        Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana adalah model regresi linear yang hanya melibatkan satu variabel bebas (X). Perhitungan akan dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows. Model hubungan variabel akan  dianalisis sesuai dengan persamaan regresi.
Rumus koefisien korelasi:






Keterangan:
Y = Variable terikat
X = Variable bebas
a = Intersep (konstanta regresi)
b= Koefisien regresi
b.       Uji T
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara individu variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
1)      Menentukan Hipotesis
H0 : β1 = 0 ; β2 = 0 (Variabel independen secara individu tidak berpengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
H1 : β1 ≠ 0 ; β2 ≠ 0 (Variabel independen secara individu berpengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen)
2)      Level of signifikan 5% atau α = 0,05
3)      Perhitungan nilai T hitung =
Dimana :
r = koefisien variabel
n = banyaknya jumlah responden
G.    Lokasi, Populasi dan Sampel
a.       Lokasi
Lokasi penellitian dilakukan di  Madrasaj Tebiyatul muta’alimin. Lokasi ini di pilih sebagai tempat penelitian karena di tempat tersebut ditemukan permasalah, dan secara admisitraesi lokasi tersebut tersedia data yang cukup, Fasilitas yang memadai dan secara teknik tidak ada hambatan dalam melakukan penelitian.
b.      Populas
Adapun populasi dalam penelitian ini penulis tetapkan berdasarkan pendapa riduan dan akdon bahwa populasi adalah “ wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kualitasit dan karakterisktik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya” ( Sugiyono, 2014 : 61)
                        Pada Variabel X ( Kegiatan Dakwah Keagamaan) populasinya adalah seluruh guru Madrasah Tarbiyatul Muta’alimin yang berjumlah 20 guru, dan pada Variabel Y ( Sikap Spiritual Siswa) populasinya adalah seluruh siswa Madrasah Terbiatul Muta’alimin, yaitu 240 Siswa.
c.       Sampel
Sebagian dari populasi adalah sampel, seperti yang telah dikemukakan oleh Riduan dan Akdon ( 2010, 240) “ Sampel adalah bagian dari populasi yang mempuyai cirri-ciri atai keadaan tertentu ang akan diteliti” apabila objek kuraeng dari 100 maka lebih baik di ambil semua, sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi, dan jika jumlah objeknya di atas 100, maka dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% tergantung kemampuan peneliti.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling, yakni pengambilan sampel dari populasi dilakukan secarae acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu ( Sugiyono, 2014 : 64). Hal ini di karnakan anggota populasinya yang tidak sejenis. Pengguna teknik tersebut berdasarkan pendapat Riduan dan Akdon (2010:242) bahwa “ Propotionate stratified raendom sampling ialah pengambilan dari anggota populasin secara acak dan berstrata secara proposional, di lakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis)
Penetuan sampel pada Variabel  X dan Y dalam penelitian ini menurut pendapat Riduan dan Akdon ( 2013:253)
berkaitan dengan penentuan sampel sebagai ancer – ancer maka apabila subjeknya kuraeng dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya meerupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar, dapat di ambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih”.
Sehingga pada variable X ( kegiatan Dakwah Keagmaan) karena populasinya kurang dari 100 maka sampenya adalah semua populasi yaitu 20 populasi.
Dari pada variable Y ( Sikap Spiritual Siswa) Sampelnya 13% dari populasi 240 Siswa, sehingga 13% x 240 = 31,2, dibulatkan menjadi 32 Siswa.

0 komentar:

Posting Komentar